Sekedar berbagi pengalaman.
Kemarin siang tepatnya hari Jumat, 26 Ramadhan 1432 H/Agustus 2011 M jam
11.20 dimana seharusnya saya sudah siap untuk berangkat Shalat Jumat, tapi
karena badan capek dan lemes jadi saya masih tertidur.
Antara sadar dan tidak terlintas dalam benak bahwa saya harus melaksanakan
Shalat Jumat, namun ketika ku hendak beranjak dari tempat tidur, berat rasanya
tubuh ini untuk bangun.
1, 2, 3, hingga berulangkali saya mencoba untuk bangun. Namun tetap saja
tubuh ini tak bisa tuk berdiri. Hingga akhirnya saya mencoba untuk berteriak,
berharap akan ada orang yang mendengarku dan bisa membantuku untuk bangun.
Beberapa kali saya berteriak, namun tak ada satupun seseorang yang
mendengarku. Hingga pada akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk diam
sejenak, karena tubuh ini sudah tak kuasa untuk bergerak.
Perasaan tsayat mulai menyeruak di hatiku, sempat ku bertanya "apakah saya
ini telah tak bernyawa lagi??". "Yaa Allah apa arti dari semua
ini??". "Hamba tidak siap jika harus Kau panggil sekarang".
Berulangkali saya berpikir demikian, karena rasa tsayatku telah menguasai
seluruh perasaanku, saya sudah tak tahan dan mencoba untuk bangun lagi.
Tapi kali ini berbeda, saya berhasil bangun dan senang sekali rasanya. Namun
sesuatu yang tak diduga dan sungguh tak ku inginkan terjadi. Ketika saya
berhasil bangun, saya melihat tubuhku sendiri tengah tertidur dengan muka ketsayatan.
Perasaan tsayat yang jauh lebih dahsyat dari yang pertama kini saya rasakan.
Sekarang saya benar-benar yakin bahwa saya telah mati, nyawsaya telah berpisah
dengan raga, dan saya ingat bahwa saya telah mati dengan keadaan yang tidak saya
inginkan. Keadaan dimana saya tidur padahal sebentar lagi saya akan
melaksanakan Shalat Jumat.
Kali ini saya menangis, dan tak kuasa menahan air mata. "Yaa Allah,
jika memang saya telah mati maafkan segala kesalahanku Yaa Allah, namun jika
ini hanya mimpi ketika saya bangun nanti tak akan ku sia-siakan waktu Yaa
Allah".
Itulah kata-kata yang saya ucapkan waktu itu, dan tidak lama kemudian
akhirnya saya kembali mendekati raga yang terbujur ksaya di atas tempat tidur.
Dan dalam sekejap pandangan yang tadinya buram kini kembali jelas.
Kini saya memutuskan untuk bernjak dan alhamdulillah tubuhku bisa bergerak.
Keringat membasahi sekuruh tubuhku, namun tubuh ini terasa sangat dingin,
jantung berdebar tak wajar, napas berhembus dengan cepat.
Hai sahabat, apa yang kurasakan saat itu hanya sebagian kecil dari rangkaian
kematian. Entah apa makna dibalik semua ini, namun satu-satunya pelajaran yang
bisa saya ambil yaitu "janganlah menunda-nunda segala sesuatu yang
semestinya kita lakukan, apalagi sesuatu yang berhubungan dengan kewajiban
kita kepada Allah".
Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita wahai
sahabat. Meskipun hingga saat ini saya tak tahu arti dari semua ini.
#Wallahualam..
Diki Hapidin Subagja
1103118
Tidak ada komentar:
Posting Komentar