Jumat, 06 Juli 2012

MY LIFE, MY ADVENTURE

Malam yang dingin ditemani angin berhembus kesana-kemari di tengah sunyi saat itu, menjadi saksi bisu seorang ibu dengan 3 anaknya yang tengah hamil tua dan mulai merasakan tanda-tanda kelahiran bayinya. Sang suami yang setia menemani di saat-saat akan hadirnya anggota keluarga baru, buah hati yang sangat dinantikan kelahirannya. Saat , tepatnya tanggal 5 Februari 1992 telah lahir bayi laki-laki yang lucu dengan berat 3,5 kg dan panjang 50 cm. Bayi ke-empat dari pasangan Aas Hasbulloh dan Dedah Siti Jubaedah ini lahir dengan proses yang normal setelah di fonis oleh beberapa dokter bahwa bayi ini akan terlahir tidak sempurna. Karena waktu itu sang ibu menderita tumor di dekat rahim. Beberapa dokter berasumsi bahwa ketika tumor ini di angkat, maka kemungkinan selamatnya adalah salah satu di antara bayi dan ibunya. Sang ayah merasa sangat bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia telah coba bertanya kepada beberapa dokter spesialis, dan jawabannya hampir sama. Dia sangat terpukul mendapati kenyataan pahit ini, dimanapun dia berada, hal ini selalu membebaninya. Hingga pada akhirnya sang ayah memutuskan untuk memilih di antara janin dan ibu. Dengan beberapa pertimbangan, karena jumlah anak pasangan suami istri ini ada 4, dan masih kecil-kecil, maka sang ayah memilih istrinya untuk diselamatkan.

Selang waktu berlalu, dibawalah sang istri ke salah satu Rumah Sakit Umum di Garut untuk melakukan operasi. Dan saat itu sang ayah dipertemukan dengan seorang dokter spesialis yang sangat luar biasa. Berbeda dengan dokter yang lain, dokter ini justru memberikan semangat baru kepada sang ayah. Dokter ini bernama Saipul. Beliau mengatakan dengan tegas, bahwa tim nya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan keduanya. Yaitu janin yang ada dalam kandungan, dan juga sang ibu. Pernyataan ini mampu memberikan nafas baru bagi sang ayah karena mampu membantah vonis dari dokter sebelumnya. Tidak lama lagi proses operasi akan segera dilaksanakan, harapan penuh cemas mulai kembali menyelimuti perasaan sang ayah. Perasaan tak karuan, prasangka yang penuh ketakutan, ketakutan yang bercampur kecemasan, itulah yang dirasakan sang ayah. Namun, satu hal yang utama dalam setiap urusan bahwa Allah senantiasa di samping kita. Maka tidak hentinya sang ayah memohon dan meminta kepada Allah SWT, semoga proses operasi berjalan lancar dan hasilnya maksimal.

Setelah menunggu beberapa saat, tim dokter keluar dari ruang operasi. Sang ayah terperanjat menghampiri, dengan sedikit terengah bertanya, "Dok bagaimana kondisi istri saya?". 

Tidak ada komentar: